Friday, December 22, 2006

Abu Batubara Kota Arang Pun Jadi Uang

Abu Batubara Kota Arang Pun Jadi Uang
BATAKO berbahan baku abu bekas pembakaran batu bara PLTU Sijantang Kota Sawahlunto mulai dimanfaatkan masyarakat dan masuk pasaran. Pembangunan 150 unit rumah bagi masyarakat miskin Kota Sawahlunto memanfaatkan batako yang diperkirakan tahan terhadap panas api tersebut.
Berdasarkan studi dari pemanfaatan abu bekas pembakaran batu bara di PLTU Suralaya beberapa bulan silam, mulai menunjukan perkembangan. Beberapa masyarakat yang bermukim di sekitar PLTU Sijantang mulai melirik abu PLTU sebagai usaha baru dalam mencari pemasukan.
Sebut saja Rasyid (60), dengan modal yang pas-pasan mulai mendirikan pondakan tempat pengelolaan batako dari abu bekas batu bara. Selain Rasyid, Anto (35), dan Eri (37) juga melihat besarnya potensi yang dimiliki abu bekas batu bara sebagai lahan dan lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan kesejahteraan.
Pembuatan batako berbahan abu bekas pembakaran batu bara memang terlihat sangat ekonomis. Bayangkan saja, dengan komposisi perbandingan 1 semen, 6 abu kasar, dan 6 abu halus. Untuk abu kasar dan abu halus masyarakat dapat mengambilnya dengan cuma-cuma.
Menurut Kabid Perindag Dinas Pertambangan Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Sawahlunto, Asrizal, SE, selain pemanfaatan untuk pembuatan batak, abu bekas pembakaran batu bara juga dimanfaatkan untuk pembuatan paving blog yang digunakan untuk jalan lingkungan kota.
Asrizal mengatakan pihaknya tengah mengusahakan pemasaran paving blog dan batako. Untuk dalam Kota Sawahlunto sendiri, produksi batako dari abu batu bara sudah mulai dimanfaatkan.
“Untuk perdana, batako berbahan baku abu batu bara, telah mulai kita manfaatkan untuk pembangunan 150 unit rumah bagi masyarakat miskin. Tahap awal, 20 ribu batako akan dimanfaatkan untuk pembangunan rumah gakin yang berada di Kayu Gadang itu,” ujar Asrizal.
Sedangkan untuk paving blog, lanjutnya, juga telah mendapatkan pesanan untuk jalan lingkungan kota pada tahun 2007 mendatang. Secara ekonomis, pemanfaatan abu bat bara sangat bernilai ekonomis. Selain membuka lahan dan lapangan pekerjaan baru, secara harga produk berbahan abu itu juga lebih rendah dari batako berbahan pasir dan kerikil.
Setidaknya, kata Asrizal yang mendirikan tempat usaha percontohan pemanfaatan limbah abu batu bara itu, dari segi harga untuk batako ada penghematan hingga 40 persen dari harga batako dengan bahan baku pasir dan lainnya. Sedangkan untuk paving blog, hemat hingga 30 persen dari harga paving blog dengan bahan lain.
Sementara itu, minat dari masyarakat untuk pemanfaatan abu batu bara juga datang dari Karang Taruna Lintas Malakutan Desa Kolok Mudik Kota Sawahlunto. Adrial (26) dan Juprinaldi (24), anggota Karang Taruna Lintas Malakutan mulai melakukan uji coba pembuatan batako dari abu PLTU itu. Namun, karena belum sempurna pola pengadukan dan pembuatannya, produk yang mereka buat secara otodidak itu belum dapat dilempar ke pasaran. “Kita mencoba melakukan sendiri tanpa bimbingan dari pihak dinas perindustrian. Namun belum begitu layak untuk dipasarkan, sehingga masih untuk komsumsi pribadi,” ujar Ad

No comments: