Friday, December 22, 2006

Bukit Hantu Jadi Lapangan Pacu

BUKIT KANDIH KOTA ARANG
BUKIT HANTU JADI GELANGGANG PACU

Oleh Fadilla Jusman
DULU,boleh dikatakan tidak seorang pun yang mengenal Bukit Kandih, bagian Kota Sawahlunto yang kini telah berubah menjadi gelanggang pacu kuda. Layaknya 'Bukit Hantu', kawasan bekas lahan tambang PTBA - UPO seluas 400 hektar itu tidak ditempuh manusia.
Namun semenjak dua tahun terakhir, nuansanya telah tampil berbeda. Walau belum seindah gelanggang pacu di Polo Mas, tetapi Bukit Kandih telah memenuhi persyaratan menjadi arena pacuan berstandar nasional.
Apalagi, semenjak Kejuaraan Nasional Pordasi Seri II yang diikuti puluhan kuda dari berbagai pulau di tanah air akhir pekan lalu, membuat Si Bukit Hantu jadi tinggal kenangan.
Tentu saja iven Kejurnas Pordasinmengukir sejarah baru bagi pariwisata Kota Arang itu. Sebab iven nasional itu baru untuk pertama kalinya dilaksanakan di Provinsi Sumbar, dan Sawahlunto mendapatkan kesempatan pertama untuk itu.
Memang, kini Bukit Hantu telah menyita ribuan pasang mata pengunjung yang datang dari berbagai daerah. Walau di bawah terik matahari yang menyengat, tidak membuat semangat penonton untuk mundur dan melewatkan pacuan demi pacuan. "Paneh-paneh saketek, ndak masalah do. Pacu kudo nasional ko sakali-sakali pulo adonyo," ujar Doni (34), yang sengaja datang dari Kota Batusangkar Tanah Datar, sambil menyeka keringat.
Memang, suasana dan kondisi Bukit Kandih terbilang sangat panas. Tetapi wajar saja, di lahan seluas 38 hektar tempat berdirinya lapangan pacu itu sangat sulit ditemui pepohonan tempat berteduh.
Meski demikian, Pemko Sawahlunto telah berupaya memberikan suatu hal yang semula diperkirakan tidak mampu terwujud. "Dulunya, memang tidak pernah terpikir akan mampu. Tetapi, ternyata setelah diusahakan dengan keras, ternyata mimpi itu jadi kenyataan," tutur Walikota Sawahlunto, Amran Nur, ketika ditemui "Haluan", di sela-sela kesibukkannya.
Perubahan rona Bukit Hantu menjadi gelanggang pacu, memang tidaklah bisa dengan angka yang kecil. Sedikitnya Rp4 miliar dana dari APBD Sawahlunto, yang juga dibantu Pemprov Sumbar ikut dalam pembangunannya.
Akan tetapi, masih banyak polesan-polesan yang harus dilakukan untuk mempercantik raut wajah gelanggang, yang ditopang panorama beberapa danau di sekelilingnya.
BANTUAN DEWAN STEWARD
Baiknya kesan yang diterima para kontingen ajang Kejurnas dan iven Sawahlunto Wisata Cup, membuat Ketua Dewan Steward, Bert Supit tergugah untuk memberikan bantuan, guna mempercantik rona wajah gelanggang. Di akhir pelaksanaan Kejurnas, Bert Supit sempat mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan memberikan bantuan guna perbaikkan sarana prasarana gelanggang.
Sebab, menurut Sekretaris Umum Pordasi Pusat, Umbu S. Samapaty, seluruh sarana gelanggang pacu kuda harus tersedia lengkap serta memadai. Termasuk di dalamnya kelengkapan foto finish pertandingan dan jalan untuk kuda.
Akan tetapi, Umbu angkat jempol ketika ditanyakan tentang pelaksanaan. Masyarakat Sumbar ternyata sangat baik, sehingga pelaksaan Kejurnas berjalan lancar.
"Sangat sukses, berbeda jauh dari pelaksanaan di Polo Mas. Sumbar sangat tertib, tidak ada satu pun insiden yang terjadi. Suatu hal yang luar biasa dalam iven kelas nasional ini," ujar Umbu.
KANDIH BAKAL DIKELILINGI KEBUN
BINATANG
Tidak sekedar polesan di sana sini, Pemko Sawahlunto menjelang akhir 2006 akan melengkapi di sekeliling gelanggang Kandih dengan kebun binatang. Mulai dari gajah, rusa, onta, serta lokasi bermain akan menghiasi masa depan Bukit Hantu.
"Pembangunan TMII dulunya mendapat cemoohan dari berbagai pihak, tapi ketika terlaksana seluruh pihak justru menikmatinya. Kita akan berusaha untuk menjadikannya di Sawahlunto," ujar Amran.
Bulan November mendatang, Putra Talawi itu mengaku, satu per satu binatang akan masuk ke Bukit Kandih.
Melihat kuatnya tekad Pemko Sawahlunto dalam merealisasikan Visi dan Misi Pariwisata Sawahlunto menjadi Kota Wisata Tambang Berbudaya itu, Gamawan Fauzi ketika meresmikan Kejurnas, juga berkeinginan menjadi orang pertama dalam pembukaan kebun binatang yang akan dibentuk.
Tidak ketinggalan tentunya, jika Sawahlunto punya gelanggang pacu kuda, juga memiliki pusat peternakan dan pembibitan kuda sendiri. "Kita tawarkan kepada pihak swasta yang ingin dan berani berinvestasi bidang peternakan dan pembibitan kuda," ujar Amran.Terkait masalah lahan, katanya, daerah akan memberikan keringanan dalam bentuk peminjaman lahan secara gratis. Termasuk, jika ada swasta yang berkeinginan mendirikan pemondokan maupun penginapan juga akan mendapatkan keringanan serupa.***

No comments: