Friday, December 22, 2006

HUT II Kota Arang ke 118

HUT II Kota Arang ke 118
Tepat 1 Desember 118 tahun lalu, sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan pemerintahan Hindia Belanda tentang batas-batas ibukota di Sumatera Barat, dan dikukuhkan dengan dalam Perda Nomor 9 2004 yang menetapkan 1 Desember 1888 sebagai hari jadi Kota Sawahlunto.
Masyarakat 'Kota Arang', tentu sangat berbangga menunggu detik-detik hari jadi daerah dan tanah kelahirannya. Meski baru diperingati untuk kedua kalinya, peringatan hari jadi daerah yang pada zaman pemerintahan kolonial Belanda disebut sebagai Loento Kloof atau Lembah Lunto, telah menjadi tertanam dalam benak masyarakat.
Peringatan hari jadi ke 118 ini tampaknya akan terasa sangat hikmat. Walau telah diawali beberapa kegiatan semenjak Selasa (28/11) lalu, secara resmi peringatan akan dibuka pada hari ini dengan Sidang Istimewa DPRD Kota Sawahlunto, yang akan dihadiri seluruh stakeholder pemerintah dan komponen masyarakat.
Setelah Sidang Istimewa, tidak jauh dari gedung dewan atau tepatnya di Gedung Pusat Kebudayaan, sebagai bukti kebanggaan masyarakat akan tampil iringan rombongan Ninik Mamak dan Bundo Kanduang dari 10 nagari yang ada, dengan membawa dulang. Tidak ketinggalan dengan ninik mamak dari nagari, dalam kegiatan yang akrab dengan sebutan Makan Bajamba itu juga dihadiri paguyuban dan seluruh etnis yang ada di Kota Sawahlunto.
Selain masyarakat dan pemerintah, peringatan HUT Sawahlunto 118 yang akan dibuka Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI. Sebagai daerah yang memiliki visi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya 2020 Sawahlunto pariwisata akan terus ditingkatkan.
"Direncanakan pengalungan bunga kepada Bapak Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI oleh gajah yang kita datangkan untuk Resort Wisata Kandi," tutur Walikota Sawahlunto, Ir.H Amran Nur.
Hal itu, tentu menunjukan keseriusan pemerintah Sawahlunto dalam mencapai perwujudan visi Kota Wisata Tambang yang Berbudaya. Selain adanya Resort Wisata Kandi yang lengkap dengan danau dan kebun binatang, serta lapangan pacuan kuda, di sudut Selatan Kota Arang, tepatnya di Kecamatan Muara Kelaban akan diresmikan Water Boom, yang telah digenjot pembangunannya.
Menurut Amran Nur, semua fasilitas dan sarana prasarana yang dibangun ditujukan untuk memacu perkembangan pariwisata Kota Sawahlunto. Sebab, potensi hasil alam, berupa batubara yang selama ini menjadi produk unggulan Sawahlunto telah semakin menipis, dan sulit untuk diharapkan. Luasnya bekas lahan tambang dapat menjadi suatu objek wisata yang dapat meningkatkan sumber ekonomi masyarakat, selain dari sektor pertanian yang terus ditingkatkan.
Pariwisata terus ditingkatkan, lahan pertanian tidak dibiarkan kosong. Masyarakat yang memiliki lahan diberikan bantuan berbagai macam bibit, mulai dari kakao, karet, jati dan disertai dengan pupuk. Kedua sektor pariwisata dan pertanian tampaknya akan menggantikan ketergantungan Kota Sawahlunto dari hasil tambang batubara.
Kembali ke peringatan HUT 118 Kota Sawahlunto, kekayaan budaya dan adat masyarakat akan ditampilkan dalam peringatan ini. Mulai dari kesenian silat tradisional, penampilan wayang kulit oleh etnis jawa, pertunjukan kuda kepang, penampilan Barongsai, hingga pameran kepurbakalaan.
Super komplit kelihatannya peringatan HUT Sawahlunto yang diperingati untuk keduakalinya ini. Selain adat budaya, di bidang olah raga juga dilaksanakan kejuaraan nasional Bridge, serta kejuaraan volly antar kecamatan dan desa se-Sawahlunto.
"Pemerintah Sawahlunto sangat serius dalam memajukan pariwisata. Tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi para wisatawan yang datang. Sebab, pelayanan merupakan faktor utama yang sangat menentukan dalam sektor kepariwisataan," ujar Ketua MUI Sawahlunto, H.Zainal Arifin, Dt Rangkayo Tangah bersama Ketua LKAAM Sawahlunto Drs.Adi Muaris Khatib Kayo.
Perpaduan antara pariwisata, agama, adat, dan budaya, menurut Zainal Arifin dan Adi, akan membentuk pariwisata khas Sawahlunto, dan mungkin satu-satunya di dunia.***

No comments: