Friday, December 22, 2006

Kelangkaan Kayu di Kota Arang

PEMBANGUNAN infrastruktur Kota Sawahlunto mulai hadapi kendala kekurangan bahan baku kayu, akibat kelangkaan kayu dalam dua bulan terakhir. Meski demikian, realisasi pembangunan infrastruktur Kota Arang 2006 telah mencapai angka 85 persen, diperkirakan menjelang tutup tahun target yang diharapkan tercapai 100 persen.
Mengatasi kelangkaan bahan baku kayu yang merupakan salah satu bahan pokok dalam pembangunan, pemerintah Kota Kuali mengirimkan surat rekomendasi kepada pihak terkait di tingkat provinsi dan daerah tetangga untuk dapat menutupi kebutuhan yang ada, sehingga pembangunan infrastruktur yang diharapkan dapat terealisasi sesuai dengan rencana awal.
"Hampir seluruh stok kayu di pusat-pusat penjualan bahan bangunan di Kota Sawahlunto habis. Hal itu diakibatkan terputusnya pasokan kayu dalam dua bulan terakhir," ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Sawahlunto, Ir. H. Syafaruddin, kepada "Haluan", di sela-sela kesibukkannya.
Jika kelangkaan bahan bangunan kayu terus menggelinding hingga tahun 2007 mendatang diperkirakan akan dapat mengganggu proses pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur Kota Sawahlunto, yang tengah gencar-gencarnya membangun berbagai fasilitas pariwisata dan sarana umum mastarakat.
Saat ini, kata Syafaruddin, pihaknya juga tengah mengalami hambatan akan bahan kayu dalam pembangunan rumah bagi masyarakat miskin yang berjumlah 150 unit. "Kita sedikit khawatir akan hal ini. Jika kelangkaan kayu terus berkelanjutan, tentu akan berakibat terhambatnya roda pembangunan. Jelas hal itu tidak kita inginkan. Kita berharap, kabupaten dan kota daerah tetangga yang memiliki kayu, mau berbagi dengan kita," ujar Syafaruddin yang didampingi Kasubag Pelaporan dan Evaluasi Program Dinas PU Sawahlunto, Fitri.
Selain kayu, bahan bangunan keramik dan ubin juga mulai langka ditemui dipasaran. Sedangkan untuk bahan baku pasir, Fitri mengakui pihaknya harus berburu ke Kabupaten Sawahlunto Sijunjung. Sebab, kualitas pasir di Kota Arang memiliki mutu sedikit rendah.
Sementara itu, Dedi (38), pemilik toko bahan bangunan di Kota Sawahlunto mengakui kesulitan untuk mendapatkan bahan bangunan berupa kayu dan keramik, sebab tidak adanya pasokan dari pihak yang selama ini memberikannya kayu.
Untuk keramik sendiri, ia mengakui, terkendala banyaknya pemanfaatan untuk pembangunan sekolah yang dibantu oleh pemerintah pusat. Sehingga, hampir seluruh keramik diborong habis, dan sulit sampai ke daerah.***

No comments: