Friday, December 22, 2006

Keluh Kesah Peternak Ayam Kota Arang

Keluh Kesah Peternak Ayam Kota Arang
PETERNAK ayam petelur di Desa Kumbayau keluhkan rendahnya harga telur, sedangkan harga pakan ayam kian melambung. Akibatnya, banyak peternak yang hanya sekedar mempertahankan peternakan tanpa mengharapkan keuntungan mau pun menambah jumlah ternaknya.
"Harago talua jauh bana manurunnyo pak. Sabalum puaso lai sampai salapan ratuih (Rp800) ciek. Kini hanyo limo ratuih limo puluah (Rp550). Sadangkan makanan ayam taruih naik haragonyo," ujar Nurhasnah (34) ketika ditemui "Haluan" di lokasi peternakannya.
Dengan kondisi harga telur yang berbanding terbalik dengan harga pakan, Ibu tiga anak itu saat ini hanya mampu memelihara 150 ekor ayam petelurnya. Angka itu jauh dari jumlah ayam yang dipeliharanya dua tahun silam. "Ndak talok banyak-banyak bana do pak. Untuk nan 150 ekor iko sajo dalam sabulan mambutuhkan 100 kilogram pakan. Lah payah bana Untungnyo pak," ujarnya.
Tidak berbeda dengan Nurhasnah, warga Desa Tigo Tumpuk Kecamatan Talawi Sawahlunto, Martalena (39) yang mengeluhkan semakin turunnya harga telur ayam. Menurutnya, peternak hanya menikmati keuntungan yang sangat-sangat tipis dengan kondisi harga telur saat ini.
"Sangat-sangat tipis, itu jika harga telur berada pada posisi Rp600 per butir. Tapi, Jika hanya Rp550, keuntungan yang diperoleh sudah tidak ada. Tetapi, kami akan mencoba tetap bertahan hingga harga telur kembali meningkat dan memberikan keuntungan bagi kami," ujar Martalena yang mengaku telah bergelut dengan ayam petelur semenjak lima belas tahun lampau.
Kekhawatiran saat ini, menurut kedua peternak ayam itu, akan semakin kuatnya isu flu burung yang menggelindingnya. Meski yang diketahui peternak hanyalah penyakit 'akuak' atau penyakit demam yang terjadi pada ayam. Tetapi, kekhawatiran akan isu flu burung juga membuat peternak sedikit merinding.
"Selain penyakit, kami khawatir masyarakat selaku konsumen tidak mau lagi mengkonsumsi telur ayam. Akibatnya, tentu saja harga telur akan merosot," ujar Nurhasnah, yang mengaku mulai mengalihkan usahanya ke pertanian coklat yang diprogramkan Walikota Sawahlunto, Amran Nur.***

No comments: