Friday, December 22, 2006

Pengangguran dan Karang Taruna Kota Arang

Pengangguran dan Karang Taruna Kota Arang
PEMERINTAH harus menggandeng karang taruna dalam pemberantasan kemiskinan dan pengangguran guna mencapai masyarakat yang makmur dan sejahtera. Sebab, karang taruna merupakan kumpulan dari pemuda yang masih sangat produktif dan membutuhkan bimbingan serta pengayoman.
Diakui atau tidak, sebagian besar dari pengangguran berasal dari kalangan pemuda yang berada pada usia yang masih sangat potensial dan produktif. Artinya, jika ingin mensejahterakan masyarakat dan memberantas kemiskinan serta pengangguran, maka sejahteraan pemudalah yang menjadi jawaban dan tolak ukurnya.
“Sebagian besar penggangguran berasal dari pemuda, pengangguran akan bermuara kepada kemiskinan. Kemisikinan dan penggangguran akan berdampak kepada tingkat kejahatan dan kriminalitas,” ujar Ketua Fraksi Amanat Demokrat Keadilan DPRD Kota Sawahlunto, Andrio AN, kepada “Haluan”, di sela-sela kesibukkannya, Jumat (8/12).
Secara prinsip, untuk menanggulangi kemiskinan, kenakalan dan tindak kriminalitas pada masa yang akan datang, berada pada pengayoman pemuda yang ada pada saat ini. Jika pemuda sekarang telah menjadi penggangguran, maka akan menjadi tabungan untuk angka kemiskinan dalam beberapa tahun mendatang.
“Karang taruna adalah kantong-kantong pemuda yang perlu diselamatkan dari pengangguran, kemiskinan dan tindak kejahatan. Tetapi, sayangnya perhatian dari pemerintah masih sangat minim untuk hal yang satu ini,” tambahnya.
Menurut Andrio, pemerintah hanya memberikan anggaran yang sangat minim sekali, yakni sebesar Rp5,4 juta. Sedangkan, untuk pengembangan dan pengayoman karang taruna dibutuhkan anggaran yang lebih besar.
“Kita jangan hanya melihat kepada anggaran untuk bantuan kegiatan sosial yang dilakukan karang taruna semata. Tetapi, kita harus arahkan karang taruna membentuk unit-unit usaha produktif, bukan terpatok kepada usaha kegiatan sosial,” ujar anggota Komisi A yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera itu.
Senada dengan Andrio, Ketua DPRD Sawahlunto, Erizal Ridwan, ST, mengatakan pemerintah tidak harus menunggu bola dari karang taruna dengan berbagai kegiatan yang akan mereka laksanakan. Tetapi, juga jemput bola, dan mengayomi serta memfasilitasi para pemuda yang tergabung dalam karang taruna untuk berkembang.
“Pemuda itu aset yang sangat berharga bagi daerah. Tetapi, jika aset yang ada disia-siakan tentu akan berubah menjadi beban yang akan memberatkan perkembangan dan kemajuan daerah ke depan,” ujar Erizal.
Pemerintah dengan dinas terkait tentu sangat paham akan hal ini. Bagaimana harus mengembangkan dan memberdayakan wadah-wadah pemuda yang ada. Jangan sampai, pemuda kesusahan dalam mencari jalannya sendiri.
Ada banyak kegiatan dan peluang usaha yang dapat diberdayakan kepada para pemuda. Mulai dari pengembangan usaha yang bersifat teknik, misalnya perbengkelan, jahit-menjahit, pemanfataan abu bekas batu bara, hingga kepada usaha perdagangan.Sementara itu, Ketua Karang Taruna Lintas Malakutan Desa Kolok Mudik Kota Sawahlunto, Amril mengaku, organisasinya masih sangat kekurangan akan bimbingan dari pemerintah. “Kehidupan organisasi berjalan dengan kekuatan dan motivasi dari para anggota. Terakhir, ada anggota yang menginginkan pendirian usaha pemanfaatan limbah abu PLTU Sijantang, tetapi belum berhasil dan bermanfaat dengan baik. Sebab, kami belajar dengan otodidak,” ujar Amril.

No comments: