Friday, December 22, 2006

SLTA dan Sarjana Dominasi Pencari Kerja

TAMATAN SLTA dan sarjana masih mendominasi angka pengangguran di Kota Sawahlunto. Sedikitnya 1964 lulusan SLTA, 560 berijazah Diploma III, dan 453 menyandang gelar sarjana S1 hingga November 2006, terdaftar sebagai pencari kerja di Kota Arang. Pemerintah dan dinas terkait tampaknya harus mencarikan formula jitu dalam mengatasi permasalahan ini.
Dari total 36.173 tenaga usia kerja, 13.595 jiwa diantaranya boleh dikatakan bukan angkatan kerja. Sebab, berprofesi sebagai ibu rumah tangga, pelajar, mahasiswa, dan usia lanjut. Sedangkan yang memiliki pekerjaan baik sektor pertanian, perkebunan, karyawan, maupun pegawai berjumlah 19.489. Sisanya 2.907 jiwa merupakan penduduk usia kerja kerja yang belum mendapatkan pekerjaan.
"Beberapa program telah kita laksanakan untuk mengatasi pengangguran yang ada. Mulai dari pelatihan montir, menjahit, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri, hingga ke program singsingkan lengan baju bagi para sarjana," ujar Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Sawahlunto, Drs. Wan Ikhlas kepada "Haluan", di ruang kerjanya.
Meski mendapatkan pelatihan, diakui Wan Ikhlas, para pencari kerja masih memiliki keterbatasan dengan masalah modal untuk pengembangan usaha. Tetapi, sebenarnya pencari kerja dapat memanfaatkan modal dari program kredit tanpa bunga yang digelindingkan pemerintah.
Sebelumnya, kata Wan Ikhlas, pihak telah melakukan pelatihan dan pendidikan bagi tamatan SLTA khususnya kaum wanita untuk dikirim menjadi tenaga kerja ke perusahaan elektronik di Batam dan Negara Malaysia. Kesulitan terjadi dalam penyaluran tenaga kerja pria. Sebab, perusahaan negara tetangga lebih memilih tenaga kerja wanita pada perusahaannya.
Dulunya pemerintah Kota Arang sempat bekerja sama dengan beberapa perusahaan tambang di luar Sumbar dalam menyalur tenaga. Namun, karena produktivitas perusahaan tambang yang menurun ikut membawa kemunduran dalam penyaluran tenaga kerja.
Dalam tiga bulan terakhir, kesempatan menjadi tenaga kerja ke luar negeri bagi kaum adam mulai terbuka. PT. San Yasindo Perusahaan elektronik Malaysia membuka peluang tersebut. Hingga akhir bulan November lalu, 50 tenaga kerja pria asal Sawahlunto mulai dipekerjakan di sana, dengan masa kontrak dua tahun.
Selain itu, pencari kerja atau penganggur juga diberikan kesempatan untuk mendapatkan bantuan dalam bentuk kelompok dengan program padat karya. Dimana, satu kelompok beranggotakan 20 jiwa, serta memiliki lahan untuk dikelola, pemerintah melalui dinas terkait memberikan bantuan alat pengelola lahan, upah perangsang, serta bibit yang akan dikembangkan.
Begitu banyaknya program yang diberikan pemerintah ternyata belum dapat mengentaskan angka pengangguran yang ada. Berkemungkinan angka pengangguran akan terus melonjak tahun demi tahun. Hendaknya, masyarakat mulai menyadari bahwa pekerjaan tidak hanya tergantung kepada perusahaan, tetapi juga dapat dilakukan secara mandiri, seiring dengn bantuan dan bimbingan dari pemerintah.***

No comments: